Sabtu, 12 November 2016

PENCEMARAN DALAM ETIKA BISNIS PADA PT. UNILEVER



1.1 Latar Belakang

Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan kata lain, perilaku etis merupakan perilaku yang mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar da baik. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang menurut keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk. Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2007).
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Setiap perusahaan memiliki peraturan-peraturan atau kode etik yang berfungsi untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional perusahaan. PT Unilever merupakan perusahaan yang menggunakan etika dalam melakukan bisnisnya dan sangat menjunjung tinggi etika bisnisnya, baginya sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Dengan memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut, yaitu:
1. Apakah PT Unilever menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya?
2. Jika PT Unilever tidak menggunakan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya, faktor penyebab nya dan bagaimana cara mengatasinya?
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memberikan batasan masalah pada etika bisnis di PT Unilever yang beralamat di Jl. Jababeka IX, Blok D 1-29 Cikarang, Bekasi 17520.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika Bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah :
1.    Untuk mengetahui etika bisnis pada PT Unilever
2. Untuk mengetahui pelanggaran, faktor penyebab dan cara antisipasi apabila PT Unilever tidak menggunakan etika bisnis.

2. Pelanggaran yang Mungkin Dilakukan PT. Unilever Tanpa Etika Bisnis
      Dampak pencemaran lingkungan yang timbul akibat limbah pabrik PT. Unilever tanpa adanya etika bisnis dalam tanggung jawab sosial :


1. Dampak Pencemaran air
Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian terhadap manusia juga ekosistem yang ada didalam air. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa :
Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, hal ini diakibatkan oleh air sudah tercemar sehingga tidak bisa digunakan lagi apalagi air ini banyak manfaatnya seperti untuk diminum, mandi, memasak mencuci dan lain-lain.

2. Dampak Pencemaran Udara
Dengan dibangunnya pabrik di perkotaan asapnya dapat mengakibatkan polusi udara sehingga menganggu kenyamanan bagi para pemakai jalan. Apabila udara telah tercemar maka akan menimbulkan penyakit seperti sesak napas.

3. Dampak Pencemaran Tanah.
Tanah yang telah tercemar oleh bahan pencemar seperti senyawa karbonat maka tanah tersebut akan menjadi asam, H2S yang bersama CO  membentuk senyawa beracun didalam tanah sehingga cacing penggembur tanah mati.
Ketiga dampak pencemaran tanah ini dapat berakibat buruk terhadap lingkungan terutama karena hasil kegiatan industri PT Unilever bila limbahnya langsung dibuang tanpa melalui proses pengolahan lebih dahulu.

2.1 Faktor Penyebab Perusahaan Melakukan Pelanggaran 

a. Menurunnya formalism etis (moral yang berfokus pada maksud yang berkaitan dengan perilaku dan hak tertentu.
b. Kurangnya kesadaran moral utilarian (moral yang berkaitan dengan memaksimumkan hal terbaik bagi orang sebanyak mungkin)
c. Undang – undang atau peraturan yang mengatur perdagangan, bisnis dan ekonomi masih kurang
d. Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi hak – hak konsumen
e. Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi mengenai bahan, material berbahaya
f. Pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis (tujuan utama bisnis adalah mencari keuntungan semata, bukan kegiatan social)
g. Rendahnya tanggung jawab social atau CSR (Corporate Social Responsibility)
h. Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis

2.2  Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi pelanggaran antara lain: 

1.    Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
2.   Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan  kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
3.        Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
4.        Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.

KESIMPULAN :

      1. PT Unilever telah menggunakan etika dalam melakukan bisnisnya.
2. Pelanggaran-pelanggaran seperti pencemaran lingkungan dapat terjadi apabila PT Unilever tidak menggunakan etika bisnis.

SARAN : 

Dari hasil penulisan diatas diharapkan PT Unilever konsisten dalam menjalankan etika bisnisnya agar menghindari segala pelanggaran yang dapat terjadi. Dan mempertahankan serta meningkatkan segala prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif terhadap bisnisnya dan juga untuk masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

    8. Lihat. Manuel G. Velasquez, “Business Ethics Consepts and Cares”, (London :Prentice Hall International, 2002), hal. 8-13
     9. K. Bertens, “Pengantar Etika Bisnis”, (Yogyakarta : Kanisus, 2000), hal. 238.
     10. A. Sonny Keraf, “Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya”, (Yogyakarta : Kanisus, 2002),

Rabu, 02 November 2016

KECURANGAN DALAM BISNIS

LATAR BELAKANG 

 Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.Pengertian bisnis menurut Huat, T Chwee (1990) adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society.

TEORI

Kecurangan (fraud) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.  Kecurangan bisa terjadi di dalam sebuah profesi, contohnya profesi akuntansi. Seorang akuntan yang melakukan kecurangan dalam prosedur akuntansi akan mengakibatkan informasi akuntansi yang dihasilkan tidak akan berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.   Karena sebuah informasi akuntansi yang dihasilkan dari proses akuntansi dari suatu entiti sangatlah penting, dimana informasi ini menjadi pertimbangan terhadap program atau kebijakan entiti tersebut untuk mencapai tujuannya. Contohnya kecurangan  dalam pelaporan keuangan, kesalahan pencatatan akuntansi dapat menyebabkan salah saji material pada pelaporan keuangan.    Salah saji material pada pelaporan keuangan mengacu pada pengertian bahwa keputusan pengguna laporan keuangan akan terpengaruh/terkecoh oleh ketidakakuratan informasi yang terjadi karena salah saji tersebut. Secara umum salah saji material dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Contoh salah saji yang kategori pertama adalah kesalahan pengelompokan rekening di pelaporan keuangan. Semisal pinjaman dari bank yang berumur kurang dari 1 tahun (current) dilaporkan di rekening pinjaman jangka panjang (non-current). Efek dari kesalahan ini bisa berakibat pada tidak akuratnya perhitungan rasio lancar (current ratio) dan perbandingan hutang pada modal (debt to equity ratio).   Selain itu kecurangan dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan, representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.

Faktor-faktor Kecurangan :

1.      Tekanan (Unshareable pressure/ incentive). Merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional (iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi), nilai (values) dan apa pula karena dorongan keserakahan. Menurut SAS no. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets.2.      Adanya kesempatan / peluang (Perceived Opportunity). Yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur. Biasanya hal ini dapat terjadi karena adanya internal control perusahaan yang lemah kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.3.      Rasionalisasi (Rationalization). Merupakan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudah melakukan tindakan tersebut. Rasionalisasi diperlukan agar si pelaku dapat mencerna perilakunya yang illegal untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya, tetapi setelah kejahatan dilakukan, rasionalisasi ini ditinggalkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi. Rasionalisai atau sikap (attitude), yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam (borrowing) asset yang dicuri dan alasan bahwa tindakannya untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya.Penyebab terjadinya fraud adalah motivasi, sarana dan kesempatan sebagai berikut:Motivasi : adalah dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Sarana : sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung. Kesempatan : karena kurangnya pengawasan internal dan pemahaman tentang aturan dapat menjadi ruang terjadinya kecurangan.

ANALISIS


Sejumlah warga Kota Bekasi, Jawa Barat mempertanyakan pengembalian dari minimarket Alfamart yang nilainya di bawah Rp 500. Soalnya, sering kali pelayan toko menawarkan kembalian didonasikan untuk sosial. Tapi, herannya tak tercantumkan donasi di dalam struk belanja."Sering, kadang Rp 100-400. Biasanya menawarkan dulu mau didonasikan apa enggak. Tapi kebanyakan saya donasikan," kata Hanani, warga Bekasi Barat saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (4/1).Dia menganalogikan, jika satu minimarket berhasil menarik 'uang kembalian' Rp 200 setiap harinya terhadap satu pembeli. Maka, dalam sebulan pendapatan donasi mencapai Rp 6 ribu.Dhendy, warga Pondok Gede, mengaku heran kenapa selama ini pihak Alfamart tidak pernah memberikan tanda bukti donasi."Padahal saya sering ditawari untuk donasi dari uang kembalian yang nilainya ganjil. Namun mereka tidak pernah memberikan bukti dari donasi tersebut seperti donasi dari PMI," ungkapnya.Pihak Alfamart membantah kalau dalam struk belanja tak tercantumkan nilai donasi dari customer atau pelanggan. Nilai itu tercantum bersama dengan total belanjaan."Nominalnya sesuai dengan yang diamalkan," kata seorang karyawan toko Alfamart di bilangan Bekasi Selatan, Ari saat ditemui merdeka.com, Rabu (4/2).Menurut dia, donasi tersebut dalam struk bertuliskan pundi amal. Ia mengatakan, donasi itu tergantung dari customer atau pelanggan yang belanja. "Terserah mau didonasikan atau enggak. Kalau enggak, ya akan dikembalikan sesuai dengan nilai kembalian," katanya.



Referensi:http://herina-br.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-bisnis-menurut-para-ahli.htmlhttp://jalanrancagoong.blogspot.co.id/2013/03/kecurangan-fraud-dan-kecuranga-laporan.htmlhttp://marbunwis.blogspot.co.id/2010/06/analisa-dan-cara-mengatasi-fraud.html

               

Minggu, 23 Oktober 2016

Contoh Kasus Mengenai Promosi Melalui Iklan CocaCola Yang Tidak Beretika


1. Pendahuluan
 1.1 Latar Belakang
Tingginya tingkat persaingan di dunia periklanan ini tak jarang melanggar kode etik yang telah ditentukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), kode etik yang mengatur tentang ketentuan-ketentuan iklan ideal untuk ditayangkan di Indonesia dengan sengaja banyak dilanggar atau bahkan dilupakan. Kode etik yang merupakan cerminan dari budaya bangsa sedikit demi sedikit mulai dianggap hanya sebuah formalitas. Maraknya pelanggaran oleh perusahaan-perusahaan periklanan ini seolah mulai melemahkan kontrol dari pihak KPI selaku pihak yang menertibkan atau memfilter iklan-iklan yang akan ditayangkan.  

Karena itu perlu tindakan tegas berupa sanksi dari pihak-pihak yang berwenang terhadap pelanggar kode etik sangat diharapkan guna penertiban iklan-iklan yang melanggar. Berikut merupakan pembahasan tentang analisis iklan-iklan yang dianggap melanggar kode etik periklanan. 

Sejak didirikan, Coca Cola baru mengeluarkan merek lain pada 1960-an, yakni Sprite, Fanta, dan Fresca. Diet Coke dan Cherry Coke diperkenalkan pada 1980-an sedangkan merek Powerade baru muncul pada 1990-an. Hingga saat ini, Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain.
Lain halnya dengan PepsiCo yang lebih peka dalam dan selangkah lebih maju dalam hal ini. Ketika Coca Cola sibuk membeli dan mengakuisisi perusahaan minuman lain di seluruh dunia, PepsiCo sudah selangkah lebih maju dengan merambah industri makanan, seperti berbagai macam snack berlabel Frito-Lay dan makanan sehat berlabel Quaker.

Hal ini menimbulkan persaingan tak sehat melalui iklan antara coca cola dengan pepsi dengan sangat menonjol saling menjatuhkan.Sangat tidak etis!!!,Namun di sukai oleh konsumen atas bentuk iklan yang unik ini namun seharusnya tidak patut di contoh.

Pepsi-Cola Company yang berdiri sejak 1898, sudah melakukan ekspansi bisnis ke beberapa produk makanan. Merger dengan Frito-Lay pada 1965 menandai lahirnya nama PepsiCo, sebagai payung perusahaan.

Semenjak dua merek tersebut dihabiskan, masing-masing pada tahun 1886 dan 1903 antara keduanya sudah terjadi persaingan, saling sikut dan perang iklan, baik iklan cetak dan video. Mereka berambisi bisa meraih dominasi pasar minuman ringan berkarbonasi. Bisa dimaklumi kalau terkadang masalah etika sedikit terkesampingkan.

2. Teori
2.1 Pengertian Etika Bisnis 
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

2.2 Pengertian Promosi
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya

A. Tujuan Promosi
Tujuan promosi di antaranya adalah:
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/ laba
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.

B. Cara Promosi
Beberapa cara untuk melakukan promosi adalah:
1. Melalui e-mail
2. Melalui sms
3. Melalui pembicaraan
4. Melalui iklan
5. Media sosial, dan lain-lain

C. Contoh Promosi
1. Pasang iklan di tv mengenai produk baru perusahaan X
2. Kirim 5 sms, dapat 10 sms gratis ke semua operator
3. Melalui pembicaraan
4. Melalui iklan
5. Media sosial, dan lain-lain

2.3 Pengertian Iklan
Iklan adalah informasi yang isinya membujuk khalayak banyak atau orang banyak supaya tertarik kepada barang atau jasa yang ditawarkan.
Dengan kata lain, iklan memberitahu kepada banyak orang mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti kran dan majalah atau di tempat-tempat umum.

Kata Iklan berasal dari kata Yunani yang artinya menggiring orang-orang kepada gagasan. Pengertian iklan secara lengkap yaitu semua wujud aktivitas untuk mendatangkan dan menawarkan penemu/ide, barang dan/atau jasa secara bukan personal yang dibayarkan oleh sponsor tertentu.
Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Maka dari itu, iklan berupa proses komunikasi yang memiliki tujuan membujuk atau menarik orang banyak untuk mengambil tindakan yang menguntungkan pihak yang membuat iklan.

A. Ciri-ciri Iklan
* Komunikatif
* Informatif
* Bahasanya mudah dimengerti dan diingat masyarakat
* Menarik perhatian dan bersifat mengajak penonton/pembaca untuk membeli/menggunakan barang atau jasa yang telah diiklankan

B. Syarat Iklan
* Kata dan bahasanya tertata dan tidak memiliki tafsir ganda.
* Bahasa yang dipakai menarik dan mudah diingat-ingat oleh masyarakat.
* Tidak boleh merendahkan atau menghina produk sejenis dari perusahaan lain.
* Tidak boleh berbohong, harus apa adanya.
* Iklan harus dibuat dengan memperhatikan tata bahasa, etika, sopan santun, target pasar, dan lain-lain.

C. Manfaat Iklan
Seperti yang kita tahu, iklan sangat berperan dalam aktivitas bisnis. Adapun manfaat iklan yaitu :
* Produk menjadi lebih terkenal di mata masyarakat
* Keuntungan yang diperoleh dalam bisnis dapat melonjak naik karena produk dipromosikan

3. Analisis Promosi Melalui Iklan pada CocaCola yang Tidak Beretika
Banyak yang harus dibenahi dalam strategi perencanaan dan pemasaran Coca Cola agar bisa bersaing
Iklan merupakan hal yang sangat Taktis.
Demi menjaga loyalitas kalangan pelanggan, segala daya upaya pun dilakukan para produsen. Yang terutama adalah makin memperkuat lini pemasaran. Langkah seperti itulah yang kini tengah dilakukan PT Coca-Cola Indonesia. Lihat saja, mulai Januari ini, industri minuman ringan terbesar di dunia itu mulai mengusung tagline iklan terbaru bertajuk ”Hidup Ala Coca-Cola”.
Untuk mendukung program tersebut, anggaran yang disiapkannya pun tak tanggung-tanggung. Hanya untuk belanja iklannya saja (selama tahun 2007), Coca-Cola telah mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar.

Ada sejumlah pertimbangan yang menjadi dasar perusahaan yang telah beroperasi sejak 1927 itu memperbarui kampanye beriklannya. Di antaranya, menurut Arif Mujahidin (Media Relations Manager Coca-Cola Indonesia), karena slogan yang lama—bunyinya ”Yang Segarnya Mantap Itu Coca-Cola”—yang sudah berjalan sejak tahun 2004—dianggap sudah tak sesuai lagi dengan tuntutan pasar.
Secara konsep, tagline yang baru itu merupakan kelanjutan dari slogan yang sebelumnya. Dan sebenarnya pula, slogan yang lama tidaklah buruk-buruk amat. Malah sebaliknya, menurut sejumlah pengamat di bidang ini, iklan tersebut terbilang berhasil menarik awareness masyarakat konsumen, khususnya di kalangan anak-anak muda. Kekuatannya, di antaranya, muncul dari sosok Jamie Aditya yang menjadi bintang dalam iklan itu, yang dinilai sukses memerankan figur orang desa yang lugu tapi memiliki ”selera” layaknya anak-anak kota.

Sungguh, iklan tersebut memiliki konsep yang amat taktis, terutama di tengah-tengah iklim persaingan antarproduk minuman ringan yang makin ketat seperti sekarang ini. Lewat slogan tersebut, Coca-Cola tak cuma bertekad mempertahankan pangsa di kalangan anak-anak muda di perkotaan, tapi juga mencoba memperluas pasar hingga ke pedesaan.

Nah, dengan tagline yang baru, tampaknya minuman ringan ini bersikeras makin memperkokoh eksistensinya. Dengan kata lain, menurut Arif, produk ini akan semakin mendapat tempat di kalangan remaja.

Itu sebabnya makna yang terkandung di dalam pesan iklan yang baru ini tak jauh dari kehidupan pasarnya, yakni mendorong kalangan remaja agar senantiasa bersikap positif, optimistis, dan menyadari bahwa kebahagiaan merupakan pilihan dalam menjalani hidup. Dengan konsep ini, plus dukungan anggaran yang terbilang besar, ”Target penjualan di tahun ini akan meningkat

Coca cola tahun 2008 ini juga melakukan promosi, Salah satu strategi pemasaran yang dianggap jitu adalah dengan memanfaatkan film-film sohor seperti James Bond 007. Berkenaan dengan hal itu, The Coca-Cola Company meluncurkan Coca-Cola Zero Zero 7 dalam satu kampanye pemasaran terintegrasi di lebih dari 50 negara seluruh dunia. Termasuk, Indonesia.

Produk minuman berasa mantan tanpa gula ini hadir dalam kemasan kaleng ukuran 250 mililiter dan 330 mililiter, serta botol plastik ukuran 1,5 liter. “Karakter James Bond sesuai dengan tema Coca-Cola Zero,”


Customer push
Coca-cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
- Program Promosi
Mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk .

- Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.

- Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.

- Layanan Pendingin Produk
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen kami lebih menyukai membeli produk-produk Coca-Cola dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.

- HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant,

-Merchandising
Menyediakan pernak pernik untuk mendorong konsumen membeli produk coca cola

Respon :
Pepsi hanya menjadi Raja pasar di Amerika.. Tapi secara dunia, Coca Cola menjadi Raja dengan brand yang sangat kuat. Coba kita bertanya ke salah satu orang di pelosok Indonesia, orang akan lebih mengenal Coca Cola daripada Pepsi.
Kalau kita perhatikan, iklan- iklan Pepsi banyak yang menggunakan pendekatan perbandingan.
Contoh, orang coca cola ternyata malah minum Pepsi. Atau tes rasa antara Pepsi dan Coca Cola, yang orang2 lebih memilih Pepsi.(mungkin, secara taste banyak orang mengatakan bahwa Pepsi memang lebih enak).

Menurut kami periklanan Coca Cola, masihlah kuat. Mungkin karena brandnya sudah begitu nempel, jadi iklannya pun lebih ke awareness konsumen saja dan hanya sekedar mengingatkan soal refreshing feeling-nya Coca Cola. Tidak lagi menyuruh orang membeli Coca Cola.

Coca cola tidak perlu membuat perbandingan dengan Pepsi…karena untuk apa? Toh coca cola sudah jadi leader.
Mengapa coca cola menciptakan banyak varian seperti New Coke (dulu,yang akhirnya di-tentang oleh konsumen loyal Coke di Amrik), Diet Coke atau Vanilla Coke… well, karena brand itu harus berkembang. Jadi bukan karena iklannya tidak membantu penjualan.

Demikian analisa tentang persaingan iklan antara coca cola dan pepsi cola.
Referensi :




Sabtu, 08 Oktober 2016

Analisis CSR HYPERMART

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi merekadengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005).

Sedangkan menurut Schermerhorn (1993) memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.

CSR secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan; serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan ,Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya merupakan kegiatan karikatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata.

2.  TEORI

2.1  PENGERTIAN CSR

Banyak perusahaan yang memilih program CSR di bidang edukasi. Program seperti ini kebanyakan memfokuskan pada edukasi bagi generasi mendatang, pengembangan kewirausahaan, pendidikan finansial, maupun pelatihan-pelatihan. PT. Astra International Tbk, misalnya,telah membentuk Politeknik Manufaktur Astra, yang menelan dana puluhan milyar. Selain itu, ada jugaprogram dari HM Sampoerna untuk mengembangkanpendidikan melalui Sampoerna Foundation, untuk program ini, Sampoerna sendiri telah mengucurkan dana tak kurang dari 47 milliar:

Corporate Social Responsibility dan Pekerjaan Sosial Industri
Keterkaitan antara PSI dan CSR didorong oleh terjadinya kecenderungan pada masyarakat industry yang dapat disingkat sebagai fenomena DEAF (yangdalam Bahasa Inggris berarti tuli) sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi:

> Dehumanisasi industri.

Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguatdi dunia industri telah menciptakan persoalanpersoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh diperusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusidan kerusakan lingkungan yang hebat.

> Equalisasi hak-hak publik.

Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan atas berbagai masalah sosial yang seringkali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakinmenuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.

> Aquariumisasi dunia industri.

Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium. Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis dan filantropis tidak akanmendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyakkasus, masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini ditutup.

> Feminisasi dunia kerja.

Semakin banyaknya wanita yang bekerja menuntut penyesuaian perusahaan bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, sepertipemberian cuti hamil dan melahirkan, keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2  FUNGSI ATAU PERAN STRATEGIS CSR

CSR memiliki fungsi atau peran strategis bagi perusahaan, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko khususnya dalam membentuk katup pengaman sosial (social security).   Selain itu melalui CSR  perusahaan juga dapat membangun reputasinya, seperti meningkatkan citra perusahaan maupun pemegang sahamnya, posisi merek perusahaan, maupun bidang usaha perusahaan.

2.3  MANFAAT CSR

Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat:
1.Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian
lingkungan.
2. Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut.
3. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.
4. Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.

Berikut ini adalah manfaat CSR bagi perusahaan:

1.      Meningkatkan citra perusahaan.
2.      Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.
3.      Memperkuat brand merk perusahaan dimata masyarakat.
4.      Membedakan perusahan tersebut dengan para pesaingnya.
5.      Memberikan inovasi bagi perusahaan

3.  HYPERMART

Perjalanan Hypermart merintis langkahnya di Indonesia tak bisa dikatakan singkat. Mulai beroperasi pada 2004, Hypermart yang kala itu hadir sebagai peritel paling bungsu, mengejar ketertinggalannya untuk menunjukkan kepada publik: Inilah peritel asli Indonesia yang lahir dari Bumi Pertiwi dan mampu bersaing dengan peritel asing.

Kini, di usianya yang ke-10 Hypermart ingin menunjukkan bahwa keinginannya menjadi No.1 Multi Format Food Retail di Indonesia bukanlah sebuah mimpi semata. Di usia yang masih muda, Hypermart menjadi hypermarket pertama yang berhasil membuka gerai ke-100 di Indonesia.

4.  ANALISIS CSR HYPERMART INDONESIA

  • ·         Hypermart menyerahkan Donasi Pelanggan ke yayasan Kanker Indonesia. Penyerahan donasi dilakukan secara simbolis leh Direktur Public Relation MFD, Danny Kojongian kepada Ketua Dewan Pembina Yayasan Kanker Indonesia, Ibu Karlinah Umar Wirahadikusumah disaksikan oleh Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof.DR.Dr.Nila Moeloek, Sp.M(K) pada acara Perayaan HUT ke 37 Yayasan Kanker Indonesia, 22 April 2104.




  • ·         Dalam rangka memperingati hari Pelanggan Nasional yang diperingati setiap tanggal 4 September, Hypermart turut serta berpatisipasi dalam acara parade simpatik, pada hari Minggu tanggal 1 September 2013 di Bundaran Indonesia. Keikutsertaan Hypermart sebagai bentuk komitmen dan rasa terima kasih terhadap para pelanggan yang telah memberikan kepercayaan selama ini dan menjadikan Hypermart sebagai pilihan tempat belanja keluarga Indonesia selama lebih dari 9 tahun. Program ini juga didukung oleh organisasi muslim seperti Majelis Taklim , Dompet Dhuafa, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Rumah Yatim, dan Ustadz Zacky Mirza, dan ritel modern Hypermart.

  • ·         Hypermart bersama Dompet Dhuafa melaunching program infak via kasir di Atrium Mall Cibubur Junction, Kamis 11 Juli 2013. Program infak via kasir Hypermart tahun 2013 merupakan program tahun ke-8 kerjasama Dompet Dhuafa dan PT. Matahari Putra Prima, Tbk.

  • Seremonial dukungan 1000 Pampers bekerjasama dengan hypermart, Rumah Zakat, Mother&Baby, Good Housekeeping dan 90.4 Cosmopolitan FM di Kampung Duri Semanan, Kalideres - Jakarta Barat.

  • ·         Hypermart menyerahkan Donasi uang kembalian untuk korban banjir melalui OBI (Obor Berkat Indonesia).

  • ·         Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Hypermart dan P&G berkolaborasi  menyelenggarakan ‘Program CSR Anak’. Sejak lama Hypermart telah menggagas program CCS (Children, Community dan Supplier), salah satu bagian dari program kepedulian Hypermart yang meliputi bidang kesejahteraan, sosial dan lingkungan di Indonesia.

  • ·         Menandai perayaan Idul Adha atau Idul Kurban, Hypermart dan kecap Bango berbagi suka cita dengan membagikan daging kurban kepada masyarakat di Masjid Luar Batang, Pluit, Jakarta Utara, Minggu (6/11).

  • ·         Program CCS (Children, Community dan Supplier) adalah salah satu bagian dari program kepedulian Hypermart yang meliputi bidang kesejahteraan, sosial, dan pemberdayaan ekonomi di Indonesia.

  • Salah satu program Hypermart yang terfokus pada pemberdayaan ekonomi adalah peluncuran program  “Pojok Demo Sahabat UKM” yang bekerjasama dengan Kementrian Perdagangan melalui Pusat Dagang Kecil dan Menengah (PDKM), yang juga tergabung dalam APRINDO (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia). Salah satu contohnya adalah Dhini, yang merasa senang dan bangga atas kesempatan bermitra dengan Hypermart. Tujuan  utama dari program tersebut adalah meningkatkan kompetensi dan kapasitas UKM dalam dunia usaha. Hingga kini Hypermart telah menjadi mitra bagi sekitar 900 UKM.

http://www.hypermart.co.id/id/berita/kategori/8-perusahaan